Perjalanan Nasyid di SMA 1 Yogyakarta
Nasyid di SMA 1 diawali oleh beberapa siswa angkatan 1997 (lulus 1997), pada saat mereka duduk di kelas 2 dan aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah. Mereka adalah grup nasyid di SMA 1 angkatan pertama, dan dinamai dengan The One. Beberapa anggotanya aktif di Rohis, TSC, dan sie otonom lain di SMA 1.
Angkatan kedua, yakni siswa angkatan lulus 1998, menyebut dirinya The One The Next Generation, terinsipirasi dari Star Trek : The Next Generation, yang populer waktu itu. Anggotanya juga gabungan dari berbagai aktifis sie otonom di SMA 1.
Angkatan ketiga, lulusan 1999, tidak menamai khusus, namun tetap menggunakan nama Al Uswah saja. Sebagaimana 2 angkatan sebelumnya, aktifis Rohis dan sie otonom lain mengisi personil grup ini.
Ketiga angkatan diatas, berkiblat pada nasyid melayu yang dipopulerkan oleh Nadamurni, The Zikr dll waktu itu. Di Indonesia pun, nasyid belum populer. Namun demikian, dalam kegiatan2 rohis, seperti penyambutan siswa baru (dulunya namanya PAI, kemudian berganti menjadi SAA dst), tabligh akbar, peringatan hari besar islam, lustrum bahkan kemah PTB WDP menjadi ajang grup2 ini untuk tampil di panggung.
Dengan genre yang dianut waktu itu, alat-alat yang dipakai semacam rebana menjadi inventaris grup dan disimpan di basecamp Rohis. Pasca lulus SMA, beberapa anggota dari angkatan 1-3 ini membentuk grup baru bernama Al Uswah, dan aktif dalam berbagai penampilan nasyid di awal 2000an, bersama grup nasyid Jogja generasi awal lainnya, seperti Justice Voice, Suara Syuhada, Eling Karepe, Swara Bhumi dll. Nama Al Uswah inilah yang menjadi signature grup yang berasal dari SMA 1. Beberapa SMA pun membentuk grup yang mewakili SMA-nya, seperti SMA 4 dengan Islah Vote, SMA 2 dengan Justice Boys, SMA 8 dengan Nada Nurani dll.
Pada angkatan berikutnya, 2000-2001, tidak ada grup nasyid yang bertahan lama, namun beberapa siswa yang berminat dan ikut kegiatan semacam nasyid tetap ada.
Saat angkatan 2002 mulai aktif di berbagai kegiatan (yaitu pada saat mereka kelas 2 SMA), dibentuklah grup nasyid Hamzah, singkatan dari Hamlul Ummat Ilal Izzah (membawa ummat kepada kemenangan). Personilnya adalah aktivis hampir semua sie otonom di SMA 1, mulai dari Rohis, OSIS, TSC, Pramuka dll. Termasuk di dalamnya adalah Salim (A. Fillah), Dinda Denis P.P. (trainer), M. Fauzan (Aleg DPRD Kota Jogja), dr. Egha ZR (penulis buku). Grup ini bahkan sempat diajak oleh Al Uswah (senior) untuk merekam salah satu single dalam Album Kompilasi Djogja Nasheed Award tahun 2002.
Angkatan 2003 memiliki grup bernama Izzuddin Al Qossam, disingkat Iqoss, yang didalamnya ada Shofwan Al Banna (dosen UI), Zainuri Hanif (mantan Ketua KSAI), Tyas Ikhsan H (aktivis Jangkar Islam).
Genre yang dipilih mulai berubah pada angkatan 2002 ke bawah, dengan meminimalisir penggunaan alat (rebana) dan mencoba acapella. Waktu itu, grup nasyid Indonesia dengan genre acapella sudah mulai populer, seperti Snada, Izzatul Islam & Suara Persaudaraan.
Angkatan 2004, sebagaimana 2000-2001, tidak memiliki grup nasyid yang bertahan lama.
Angkatan 2005 dan 2006 membentuk grup nasyid bernama Zammah. Pada pertemuan pertama, karena banyaknya jumlah peminat maka grup ini dipecah menjadi 2, yaitu Zammah 1 dan 2. Pada akhirnya hanya 1 grup gabungan yang tetap eksis dan bertahan beberapa waktu. Genre yang dipakai pun telah lebih banyak condong kepada acapella.
Untuk angkatan berikutnya, 2007 dst, saya tidak tahu, krn sudah ada gap komunikasi yang lebih lebar. Sempat terdengar kabar, bahwa ada grup anak SMA 1, namun dengan menggunakan alat musik. Sebagai catatan, dari angkatan pertama hingga 2006, meskipun sebagian personil memiliki kemampuan musik, namun dalam penampilannya hampir tidak pernah menggunakan alat musik kecuali perkusi. Selain itu, kami jarang berlatih bersama pelatih, hanya mengandalkan kemampuan otodidak dan jam terbang. Hingga kini muncul Uswah Voice, generasi baru, yang secara musikalitas lebih mumpuni dan diarahkan oleh pelatih yang berkompeten.
Oh ya. Untuk diketahui, bahwa lagu berjudul Ukhuwah, adalah salah satu lagu yang turun temurun di kalangan nasyid SMA 1. Lagu tersebut digubah oleh Al Uswah (senior), diaransemen, dan sempat direkam di studio dalam persiapan pembuatan album, meskipun akhirnya tidak dirilis ke publik. Saya sendiri ikut menyertai proses pembuatan lagunya, aransemen, dibawakan dalam berbagai event, hingga rekaman di studio. Lagu dasar dan lirik telah diturunkan, dan mengalami beberapa modifikasi antar generasi.
Nah, demikian kira2 sekelumit ingatan yang masih bisa di-recall. Sampaikan salamku ke adik2 di SMA 1 ya. Sebenarnya generasi Al Uswah (senior) masih ada di sekitar kita, beraktivitas menjadi karyawan, dosen, guru, dokter, muballigh, dll. Jika ada kesempatan, mungkin suatu waktu nanti kita bisa silaturahim.
- Chanief, nasyid angkatan #3 1999, Al Uswah senior –