Produksi Nasyid dengan Peralatan Seadanya

Selama masa BDR (Belajar/Bekerja dari Rumah) diberlakukan, beberapa aktivitas menjadi terbatas untuk dilakukan. Salah satunya adalah berinteraksi dengan teman-teman yang selama ini biasa untuk dilakukan. Namun ada sisi positif yang bisa didapatkan pula, yakni semakin kreatifnya orang untuk tetap produktif meski dalam keterbatasan.

Untuk catatan pribadi saja, saya tuliskan pengalaman produksi salah satu video klip untuk single Fatih Acapella, beberapa waktu yang lalu. Produksi ini dilakukan dengan keterbatasan masing-masing. Hasilnya bisa dilihat di kanal Youtube Fatih deh 🙂

Peralatan Audio

Untuk merekam suara, diperlukan microphone, yang biasanya sudah built-in di perangkat notebook/laptop masing-masing. Hanya saja kualitasnya biasa saja, dan pastinya, di bawah standar studio rekaman. Untuk menghasilkan suara yang natural, maka saya putuskan untuk mencoba menggunakan microphone condenser khusus audio. Bukan apa-apa sih, namun produksi audio yang standar akan memudahkan saat melakukan mixing lagu. Alhamdulillah via marketplace lokal, bisa didapatkan microphone standar dengan setengah harga. Meskipun bukan barang baru, tapi audio yang dihasilkan cukup baik untuk standar rekaman. Merk-nya adalah Samsons GoMic. Harga aslinya 800 ribuan sih. Ada 3 mode yang bisa dipakai, yaitu Cardioid, Omni dan -10dB. Untuk rekaman tanpa ruang khusus kedap suara, mode -10dB sepertinya lumayan cocok.

Audio Editing

Sejak mengenal audio editing beberapa tahun yang lalu, saya pernah menggunakan beberapa software, dan memproduksi lagu sendiri. Diantaranya adalah Cakewalk Pro Audio, Cool Edit Pro, Fruity Loops Studio, Audacity, Nero Wave Editor, hingga Nuendo. Namun untuk kali ini, saya coba menggunakan software lain yang belum pernah saya sentuh, yaitu Studio One. Untuk versi free, dapat didownload di situsnya.

Studio One versi free memberikan fasilitas dasar untuk multi-track recording dan light editing, dimana hal ini sudah cukup memenuhi kebutuhan produksi lagu saat ini. Saya merekam track suara sendiri dengan bantuan StudioOne ini, dan microphone condenser yang didapatkan sebelumnya.

Peralatan Video

Untuk merekam video, cukup digunakan kamera smartphone masa kini, dengan resolusi yang cukup dan kualitas gambar yang lumayan. Atas kesepakatan dengan teman-teman, maka digunakan area dengan latar belakang putih. Khusus untuk saya, karena tidak ada tembok berwarna putih di rumah, maka jadilah digunakan tembok kamar berwarna krem. Untuk syuting, karena dilakukan serba sendiri, teknik pengambilan gambarnya menggunakan tripod manual, yang terdiri atas kursi besar dan kursi kecil (dingklik – dalam bahasa Jawa). Teman-pun mengalami hal serupa, bahkan ada yang meminjam kerudung segiempat punya istrinya, untuk dijadikan background 🙂

Proses Produksi

Tim kami memproduksi audio dan video dari lokasi masing-masing, yang saat itu berada di Jogja, Jakarta, dan Belanda. Setelah itu, file-file audio dan video dikumpulkan untuk diedit, dan menghasilkan keluaran akhir berupa video klip.

You Might Also Like

Leave a Reply